My Blog List

Thursday, July 17, 2014

sekilas merpati putih

Merpati Putih

SEKILAS MERPATI PUTIH
Merpati PutihPPS Betako (Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong), Merpati Putih merupakan singkatan dari falsafah Jawa MERsudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening, yang kalau diartikan mencapai sampai mendapat kebenaran dengan ketenangan. Merpati Putih berdiri di Yogyakarta, 2 April 1963 dan sekarang sudah memiliki cabang di berbagai negara. MP sebutan populernya berasal dari seni beladiri keluarga keraton, termasuk diantaranya adalah Pangeran Diponegoro yang pada awalnya seni beladiri ini hanya diajarkan kepada KOPASUS dan Pasukan Pengawal Kepresidenan (Paspampres).
LATIHAN MERPATI PUTIH
Tata Gerak, merupakan seni olah tubuh yang terdiri dari berbagai geraka serangan, pukulan, hindaran serta berbagai gerak khas Merpati Putih yang efektif dan efisien dalam mempertahankan diri dan menyerang. Tata gerak melatih anggota untuk dapat bergerak secara luwes namun tetap bertenaga.
Tata perkelahian bebas/fight, mengacu pada aturan IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang meliputi teknik-teknik perkelahian bebas dengan bentuk serangan tangan, kaki, jatuhan/bantingan,serang-bela dan pola langkah dengan kaidah-kaidah Pencak Silat. Beberapa anggota yang menjadi pesilat nasional dan dunia seperti Joko Suprihatno, Haris Nugroho dan Dian Kristanto (Juara Dunia, Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2001).
Tata Nafas,  meliputi bentuk Pengolahan dan 4 bentuk Pembinaan, latihan ini melatih tenaga asli manusia. Pada orang biasa, tenaa asli tersebut dapat muncul hanya pada saat rang bersangkutan dalam kondisi terdesak saja. Misal : melompat pagar saat dikejar anjing di jalan yang buntu. Dalam keadaan kembali normal/tidak terdesak, orang tersebut secara tidak percaya telah melompati pagar yang tinggi tersebut. Maka di dalam Pencak Silat ini, bagaimana menggunakan tenaga ekstra asli manusia tersebut pada saat normal kapapun dan dimanapun.
Tujuan dari latihan ini untuk melatih Tenaga murni yan ada di dalam setiap tubuh manusia untuk dapat ditingkatkan dan dipergunakan/diaplikasikan seperluanya, sehingga diharapkan kemampuan/kekuata anggota MP melebihi kekuatan manusia normal, hal ini dapat dibuktikan pada aplikasi pematahan benda-benda keras seperti beton cor, stang pompa dragon, kikir, balok es, batu kali dsb. Dapat dijelaskan secara ilmiah bahwa latihan nafas di Merpati Putih yaitu mengolah ATP (Adenosin Tri Phospat) menjadi ADP (Adenosin Di Phosphat) + Energi yang bersifat explosif, jadi benar-benar mengolah energi tubuh dengan tanpa isian tenaga dalam, tanpa magic/mantra/dupa sehingga bebas dari hal-hal bersifat syirik. Sehingga, terlihat perbedaan Merpati Putih dengan latihan tenaga dalam pada umumnya karena dalam MP yang ada hanyalah tenaga murni.
MP BUKAN SEKEDAR BELADIRI
Beda dengan beladiri lainnya, jika beladiri lain melatih aspek fisik semata (gerakan-gerakan beladiri seperti memukul, mengangkis, jurus dll) dalam Merpati Putih juga dilatih bagian dalam tubuh kita dengan olah nafas, sehingga dikenal nafas pengolahan, pembinaan yang aplikasi latihannya dapat berupa pengobatan, pematahaan benda keras, getaran atau deteksi dan lainnya.
Hasil latihan pernafasan, sembuhnya berbagai peyakit seperti asma, migrain asam urat dll. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan termasuk meningkatnya stamina aerobik dan anaerobik. Meningkatnya ketajaman fokus konsentrasi, sehingga mudah untuk mengingat (daya fikir semakin tajam, hal ini berguna bagi pelajar atau mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan dosen atau guru).

Sikap Hormat Perguruan

Sikap Hormat Perguruan

"Mengangkat dua jari tangan kiri (telunjuk dan jari tengah) di depan kening. Bersamaan itu pula sambil menarik napas halus disertai tangan kanan mengepal di depan dada agak ke kiri (di depan jantung) tidak menempel, badan tegak, pandangan lurus ke depan, muka tegak, kaki terbuka (selebar sikap sempurna)"
Artinya :
1. Dua jari di depan kening
  • Anggota Merpati Putih selalu mengutamakan pemikiran terlebih dahulu daripada bertindak
  • Dua jari juga merupakan lambang perdamaian (kode etik internasional) sehingga anggota Merpati Putih harus selalu mengutamakan, menjunjung tinggi menghormati, serta mencintai perdamaian
  • Dua jari juga mengingatkan kita bahwa di dunia ini ada dua hal yang selalu ada baik-buruk, siang-malam, ayah-ibu, pria-wanita, untung-rugi, ada penciptaan-ada ciptaan.
2. Tangan mengepal
  • Melambangkan keteguhan hati (waktu menghirup napas) menyatukan dengan alam, dengan kehendak-Nya, berpasrah diri, menyadari sedalam-dalamnyabahwa kita hamba Tuhan.
3. Bentuk kaki (sikap sempurnya)
  • Melambangkan sikap mandiri, kokoh, tegak, tegap, tegas dengan sikap memandang lurus ke depan.

kode etik

Kode Etik

Kode etik pesilat Merpati Putih adalah janji yang diucapkan oleh setiap anggota Merpati Putih sehingga pesilat diharapkan dapat lebih memahami filosofi perguruan. Adapun janji anggota tersebut adalah :
  1. Taat dan Percaya kepada Tuhan yang Maha Esa.
  2. Mengabdi dan berbakti kepada Nusa, Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
  3. Setia dan taat pada perguruan.

tingkatan

Tingkatan

1. Tingkat Dasar I
 Merupakan calon anggota PPS Betako Merpati Putih. Lama pendidikan 6 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang putih dan belum memakai lambang ukuran besar.
Materi pendidikan dan latihan:
 a. Teknik beladiri :
  • Langkah, gerak dasar, serta rangkaian gerak dasar di tempat.
  • Rangkaian gerak pengarahan dan gerak praktis
b. Latihan Pernafasan untuk Dasar I
c. Materi Ujian :
  • Teknik beladiri.
  • Tenaga, dengan materi : lari minimal 10-20 km, dan pemukulan benda keras (sebuah baris beton diameter 20 cm dan tiga rangkai tegel). Dua buah sasaran yang dilaksanakan dua kali nafas.
2. Tingkat Dasar II
merah tok
Lama pendidikan 6 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang warna merah dan pemberian lambang ukuran besar.
a. Teknik beladiri
  • Gerak dasar
  • Rangkaian gerak : gerak di tempat, pengarahan , gerak terikat, berpasangan.
  • Dasar-dasar perkelahian bebas.
b. Latihan pernafasan untuk Dasar II.
c. Materi Ujian :
  • Teknik beladiri, rangkaian gerak dan perkelahian bebas.
  • Tenaga, dengan materi : lari sejauh 10-20 km dan pemukulan dua buah beton diameter 30 posisi labil cm dan satu buah beton dengan posisi stabil. Dua sasaran dalam dua kali nafas.
3. Tingkat Balik I
Sabuk
Lama pendidikan 6 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah dan lambang ukuran besar dan kecil.
Materi pendidikan dan latihan :
a. Teknik beladiri
  • Gerak Dasar.
  • Rangkaian gerak : Pengarahan, terikat, praktis, perkelahian bebas, berpasangan, dan tangkap kunci.
b. Latihan Pernafasan untuk Tingkat Balik I.
c. Materi Ujian :
  • Teknik beladiri rangkaian gerak terikat dan bebas dan perkelahian bebas.
  • Tenaga dengan materi lari 10-20 km dan pemukulan tiga sasaran utama, balok es dengan posisis labil dengan sekali nafas.
4. Tingkat Balik II
merah
Lama pendidikan 12 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar kecil, serta pita warna merah dengan lis hitam.
Materi Pendidikan dan Latihan :
a. Teknik beladiri :
  • Gerakan tangan dan kaki.
  • Rangkaian gerak : terikat, praktis, bebas, dan berpasangan.
  • Perkelahian bebas.
b. Latihan Pernafasan untuk Balik II.
Kemampuan untuk menghancurkan lima sasaran dengan sekali nafas. Sasaran utama berupa batu kali posisi stabil dan materi variasi tingkat dasar I s/d balik I.
c. Materi Ujian :
  • Teknik beladiri : rangkaian gerak dan perkelahian bebas.
  • Tenaga : lari sejauh 10-20 km dan pemukulan sasaran utama berupa sebuah batu kali dengan posisi stabil.
5. Tingkat Kombinasi I
jingga
Lama pendidikan 12 bulan dan masa pengabdian selama 12 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna jingga.
a. Teknik beladiri
  • Rangkaian gerak terikat
  • Kuncian dan gerakan praktis defensif.
  • Pengulangan rangkaian-rangkaian gerak.
  • Perkelahian bebas.
b. Latihan Pernafasan untuk Kombinasi I.
Kemampuan untuk menghancurkan 7 sasaran dalam sekali nafas. Sasaran utama berupa batu kali posisi labil dan materi variasi tingkat Dasar I s/d tingkat Balik II materi tambahan pompa dragon .
c. Getaran Pribadi.
d. Pengetahuan tentang syaraf untuk menangani latihan.
e. Materi Ujian :
  • Teknik beladiri, perkelahian bebas, tangkap kuncian dan rangkaian gerak terikat.
  • Tenaga, dengan materi lari 10-20 km dan pemukulan sasaran utama berupa batu kali posisi labil.
6. Tingkat Kombinasi II
Kom 2
Lama pendidikan 24 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna kuning.
Materi Pendidikan dan Latihan :
a. Teknik beladiri :
  • Kuncian dan gerakan praktis ofensif. Rangkaian-rangkaian gerak perkelahian bebas.
b. Latihan Pernafasan untuk Kombinasi II.
Kemampuan menghancurkan 9 sasaran dalam sekali nafas. Sasaran utama berupa pompa dragon rangkap dua posisi stabil dan materi variasi tingkat Dasar I s/d tingkat Kombinasi I.
c. Getaran Alam.
d. Materi Ujian :
  • Teknik beladiri (seluruh teknik beladiri tingkat dasar I s/d kombinasi I
  • Gerak naluri
  • Tenaga : lari 10-20 km dan pemukulan sasaran utama berupa pompa dragon rangkap dua dengan posisi stabil.
7. Tingkat Khusus I ( Khusus Tangan )
hijau
Lama pendidikan 24 bulan dengan tanda tingkatan berupa ikat pinggang warna merah dengan lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna hijau.
Materi Pendidikan dan Latihan :
a. Teknik beladiri :
  • Rangkaian gerak.
  • Gerak teknik khusus tangan.
  • Pengenalan dan penguasaan permainan senjata pendek.
b. Latihan Pernafasan untuk Khusus I.
Kemampuan menghancurkan 9 sasaran dengan nafas sesaat. Sasaran utama berupa per baja posisi stabil dan materi variasi tingkat Dasar I s/d tingkat Kombinasi II.
c. Getaran : gerak naluri.
d. Materi Ujian :
  • Teknik beladiri.
  • Pemukulan per baja.
8. Tingkat Khusus II (Khusus Kaki)
biru
Lama pendidikan 24 bulan dengan tanda tingkatan ikat pinggang warna merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna biru.
Materi Pendidikan dan Latihan :
a. Teknik beladiri :
  • Permainan jarak dekat.
  • Pengenalan dan penguasaan permainan senjata bersifat lentur dan panjang.
b. Latihan Pernafasan untuk Khusus II.
c. Getaran.
d. Materi Ujian :
Teknik beladiri dan tenaga. Pengerahan kekuatan kaki dengan melenting 1,5 kali badan dengan arah ke kiri, ke kanan, depan, dan belakang.
9. Tingkat Khusus III ( Khusus badan)
nila
Tanda tingkatan ikat pinggang merah dengan lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna nila.
10. Tingkat Kesegaran
ungu
Tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna ungu.
11. Tingkat Inti I
putih
Tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna putih.
12. Tingkat Inti II
merah putih
Tanda tingkatan berupa ikat pinggang merah, lambang ukuran besar dan kecil, serta pita warna merah dan putih.

Wednesday, July 16, 2014

Seragam dan Atribut

Seragam dan Atribut

 
  • Baju, terdapat lubang 3 pasang di dekat leher. Warna putih dengan leher warna merah berbentuk segi lima dengan garis – garis jahitan berjumlah 5 buah pada bagian setiap ujung lengan.
Artinya :
    • Warna putih menunjukkan kesucian, ketulusan hati, kepasrahan, keterbukaan hati serta menjunjung tinggi arti perdamaian.
    • Leher berbentuk segi lima menggambarkan Pancasila, terdapat juga jumlah jahitan pada leher tersebut. Ini berarti anggota Merpati Putih menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.
    • Lubang tali kancing mengingatkan kita agar selalu ingat bahwa di dalam hidup ini terdapat :
TUHAN YME (sang pencipta), ALAM (sumber hidup), DUNIA (kehidupan). Selain itu juga menggambarkan jumlah janji anggota Merpati Putih yang sering disebut TRI PRASETYA.
  • Celana, berwarna hitam menggambarkan ciri khas Pencak Silat indonesia dan merupakan pakaian khas masyarakat (petani). Warna hitam juga melambangkan keteguhan hati.
  • Sabuk, berwarna merah dengan jumlah jahitan 5 jalur menggambarkan Pancasila. Dalam menggunakan seragam yang telah dilengkapi dengan menggunakan sabuk merah berarti telah siap sebagai anggota Merpati Putih yang mengerti makna baik dan buruk serta bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran perguruan yaitu MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING.

Makna Lambang

Makna Lambang

322554_179777752112458_100002407047748_341821_1478496958_o
Arti Lambang PPS Betako Merpati Putih
  1. Bentuk segi lima, PPS Betako Merpati Putih berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
  2. Garis segi lima berwarna merah, melammbangkan persatuan dan kesatuan seluruh Keluarga Besar PPS Betako Merpati Putih dalam mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa.
  3. Warna dasar biru, melambangkan sikap dan watak perdamaian sebagai pesilat, baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional.
  4. Tulisan Betako dan Merpati Putih Bermotif Aksara Jawa, melambangkan sumber ilmu Merpati Putih berasal dari tanah Jawa yang merupakan budaya asli bangsa indonesia.
  5. Gambar tangan berwarna hitam (telapak tangan), melambangkan keteguhan hati bagi setiap anggota Merpati Putih.
  6. Warna kuning melingkari tangan, melambangkan kejayaan dari ilmu Merpati Putih.
  7. Burung merpati dengan kepala tunduk, melambangkan sikap dan watak anggota Merpati Putih, semakin memiliki ilmu semakin mencapai ketenangan lahir dan batin, seperti falsafah padi (semakin berisi semakin merunduk).
  8. Pita berwarna merah bertuliskan Merpati Putih berwarna putih, melambangkan warna bendera Pusaka Merah Putih yang melambangkan keberanian dan kesucian.

Sejarah Merpati Putih

Sejarah Merpati Putih

Seni Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih yang organisasinya terbentuk pada tanggal 2 april 1963 di Yogyakarta, merupakan nilai budaya bangsa Indonesia yang diturunkan oleh Sang Guru Saring Hadi Purnomo kepada kedua putranya yaitu Poerwoto Hadi Purnomo dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Alm).
Dalam rangka pengembangannya, seni beladiri ini didasarkan atas empat sikap, watak dan perilaku sebagaimana yang diamanatkan oleh Sang Guru yaitu : welas asih, percaya diri sendiri, keserasian dan keselarasan dalam penampilan sehari-hari, dan yang terakhir menghayati dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Mahaesa, dan kesemuanya itu dilengkapi dengan falsafah dari perguruan yaitu MERsudi PAtitising TIndakPUsakane TItising Hening (Mencari sampai mendapatkan tindakan yang benar dengan ketenangan) yang kemudian disingkat menjadi MERPATI PUTIH.
Gambaran awal dari perjalanan dari keilmuan dan perkembangan perguruan berasal dari Keraton Mataram lama di Kartosuro yang berasal dari seorang wanita bangsawan yaitu Nyi Ageng Joyorejoso yang kemudian mempunyai tiga orang putra yaitu Gagak Handoko, Gagak Samudero, dan Gagak Seto masuk dalam Grat IV.
Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro.
Grat I : BPH Adiwidjojo
Grat II : PH Singosari: BPH Adiwidjojo
Grat III : RA Djojorejoso – Ing Wadas
Grat IV : RM Rekso Widjojo – Ing Baledono
Grat V : R Bongso Permono – Ing Ngulakan Wates
Grat VI : RM Wongso Widjojo – Ing Ngulakan Wates
Grat VII : R Saring Siswo Hardjono – Ing Ngulakan
Grat I, mempunyai saudara BP Amangkurat Amral
Grat III, membuat jalan Margoyoso, dalam legenda menjadi Demang Margoyoso
Grat IV, mendirikan perguruan yang pelaksanaannya dikembangkan oleh 3 orang puteranya atau keturunannya yaitu :
  1. Gagak Handoko, mendirikan perguruan di gunug Jeruk (Pegunungan Manoreh).
  2. Gagak Samudero, mendirikan perguruan di daerah Bagelan, yang akhirnya pindah ke daerah utara Pulau Jawa.
  3. Gagak Seto, mendirikan perguruan di daerah Magelang (Pulau Jawa Bagian Tengah).
Gagak Handoko mengembara ke dareh timur Pulau Jawa melalui pantai selatan sehingga sampai di daerah gunung Kelud dengan tujuan mempelajari dan mengetahui keadaan daerah itu, disamping sambil mencari dua saudaranya yang terpisah. Di dalam pengembaraannya beliau menyamar sebagai Ki Bagus Kerto. Sebelum beliau mengembara, perguruan Gagak Handoko yang didirikan di Gunung Jeruk telah berkembang dengan cepat.
Beliau sadar akan usianya yang semakin tua. Beliau memberi mandat penuh dan amanat pada keturunannya yang pada silsilah termasuk dalam Grat V, yaitu R Bongso Permono Ing Ngulakan Wates. Setelah Gagak Handoko menyerahkan tampuk kepemimpinan perguruan, beliau lalu menyepi (bertapa) mencari kesempurnaan hingga sampai meninggalnya di Gunung Jeruk.
Dari R. Bongso Permono kemudian diturunkan ilmunya kepada keturunannya yaitu RM. Wongso Widjojo. Beliau lalu mengikuti jejak ayahnya mencari kesempurnaan.
Pada masa kepemimpinan RM. Wongso Widjojo, oleh karena beliau tidak mempunyai keturunan, maka beliau mengambil murid yang kebetulan dalam keluarga masih ada hubungan cucu, yang bernama R. Sarengat Siswo Hardjono (Sarengat Hadi Poenomo), yang termasuk dalam garis keturunan VII (Grat VII).
Perlu diketahui bahwa ajaran tersebut belum lengkap, maka beliau tidak segera mengembangkan /mengajarkan pada keturunannya, akan tetapi berusaha keras menelaah dan menjabarkan ilmu tersebut menuangkan dalam gerak silat dan tenaga yang tersimpan yang ada di naluri suci. Tidak berhenti disitu saja, beliau juga mencari kelengkapannya, yaitu dari ajaran Gagak Samudero dan Gagak Seto. Akan tetapi beliau belum berhasil juga menemukan langsung, hanya naluri beliau, bahwa dua aliran yang mempunyai materi yang sama tersebut mengembangkan ilmu di daerah pantai utara Pulau Jawa.
Hasil dari pengembangan ilmunya itu lalu diturunkan kepada kedua putranya (2 orang kakak beradik) yang bernama Poerwoto Hadi Poernomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Poernomo (Mas Bud). Sekitar tahun 1960 R Sarengat Hadi Poernomo aktif membina putranya untuk menguasai beladiri Mataram ini yang dinamakan Merpati Putih.
Pada tahun 1962 kedua putera R. Sarengat Hadi Poernomo mendapat amanat dari Sang Guru, yang sekaligus ayahnya, agar ilmu beladiri yang sebelumnya milik keluarga tersebut disebarluaskan kepada umum demi kepentingan bangsa. Sejak saat itu beladiri Mataram yang kita kenal dengan Merpati Putih dikenal oleh Masyarakat berkat usaha keras dan tekun dari kedua putera Sang Guru. Dalam menyampaikan latihan Sang Guru tidak segan-segasn turun langsung dan memberi wejangan yang pada dasarnya untuk membangkitkan gairah dan perkembangan Merpati Putih.
Tahun 1968 kedua putera Sang Guru sebagai pucuk pimpinan menjadi motor untuk mengembangkan sayapnya, yaitu dengan dibukanya cabang pertama di Madiun, Jawa Timur. Selanjutnya pihak militer juga ditembus. Dari hasil peragaannya, Merpati Putih mendapat kehormatan untuk melatih anggota Seksi I Korem 072 dan Anggota Batalyon 403/Diponegoro di Yogyakarta.
Tahun 1973 melalui perkenalan-perkenalan sebelumnya dengan pihak AKABRI, Merpati Putih mendapat undangan untuk diadakan penelitian dari segi-segi yang menyangkut metode latihan. Penelitian di bagian AKABRI Udara ini ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dari Fakultas Kedokteran UGM, antara lain Prof. Dr. Achmad Muhammad. Hasilnya menggembirakan, dan ini mendorong pengembangan wawasan yang lebih luas bagi Merpati Putih.
Di Jakarta tahun 1976, setelah berhasil melakukan pendekatan, Merpati Putih mendapat kehormatan untuk melatih para Anggota Pasukan Pengawal Presiden. Tahun 1977 Komisariat Jakarta dibentuk, dan pada tahun ini pula Merpati Putih mendapat peluang untuk melatih pasukan Koppasandha (RPKAD) di Cijantung sampai mereka sanggup memperagakan keahlian mereka pada acara peringatan HUT ABRI 5 Oktober 1978.
Pada awal hijrahnya Mas Poeng dan Mas Bud ke Jakarta sejak Maret 1976, dengan membina Pasukan Pengawal Presiden dan Koppasandha, maka secara mendadak pula membina pelajar/mahasiswa di Jakarta. Dengan kondisi tersebut perguruan merasa kedodoran, terutama dalam menyiapkan kader pelatih dan masalah keorganisasian serta metode pendidikan dan latihan. Oleh sebab itu sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 1985, perguruan melakukan pembinaan secara terus menerus ke dalam, guna persiapan menghadapi perkembangan perguruan yang animo dan keinginan masyarakat begitu besar terhadap Merpati Putih.
Persiapan tidak hanya diarahkan pada penyedian kader pelatih saja, namun kesiapan metode dan program yang teruji pun menjadi garapan perguruan. Sejak tahun 1973, penelitian dengan nama SETA (Sehat dan Tangkas) yang dilakukan bekerjasama dengan AKABRI Bagian Udara dan UGM. Uji coba dan penelitian terus dilakukan pada kegiatan-kegiatan sejenis, seperti kerjasama perguruan dengan Kobangdiklat/Pusjasmil TNI AD di Cimahi tahun 1984, kerjasama dengan rumah sakit Pertamina di Jakarta tahun 1984, bekerjasama dengan YON II 203/Arya Kemuning tahun 1985, bekerjasama dengan UPT Lab Uji Konstruksi BPPT Serpong Tangerang tahun 1986.
Dengan persipan perguruan, baik dari segi organisasi maupun keilmuan, maka selanjutnya dari tahun ke tahun Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih berkembang keseluruh pelosok tanah air. Data terakhir yang diperoleh telah terbentuk 62 cabang dan 3 cabang diantarannya di luar negeri.
Kendati perkembangan perguruan meliputi aspek beladiri dan olahraga berkembang cukup pesat, namun perguruan tetap mencoba menyentuh aspek sosial, yakni melalui Yayasan Merpati Putih Abadi membuat dan melaksanakan suatu program pembinaan bagi tuna netra sejak tahun 1989. Program ini mendapat simpati dari pihak pemerintah dan masyarakat luas, sehingga dalam perkembangannya sudah dibentuk beberapa pusat/sentral pembinaan Merpati Putih di beberapa cabangnya.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong Merpati Putih mendapat tempat diberbagai kalangan sebagai salah satu aset kebudayaan bangsa yang patut dibanggakan dengan tidak menghilanglan jatidirinya sebagai perguruan pencak silat dengan bernaung dibawah bendera IPSI.